Nadia mengeluh kepada kekasihnya, setiap kali nadia bertanya kepada
tunangannya. “Kenapa sih kamu kok bisa cinta aku??” Tunangannya hanya
menjawabnya dengan senyuman, bukan sekali atau dua kali, namun puluhan
kali nadia tetap mendapat jawaban yang sama...
Suatu sore Nadia tengah duduk sambil bercerita ala para wanita bersama teman temannya. Fina,Angel, dan Aqila. Nadia iri
terhadap teman-temannya, mereka selalu punya alasan mengapa tunangannya
mereka memiliki alasan setiap kali ditanya, “kenapa kamu cinta aku?”
Fina suka bilang, suka sama dia karena Fina orangnya cantik. Sedangkan
Angel, dia cinta Angel karena Angel anaknya BAIK, ASIK, dan tentu saja
cantik, kemudian Aqila, Aqila bilang, “ suka sama aku gara2 denger aku
jadi vokalis band di kampus, katanya sih suaraku bagus dan unik, dia
selalu bilang.. “bersyukurnya aku, Istri BAIK, CANTIK, PINTER NYANYI
LAGI…”
Sedangkan Nadia - lagi dan lagi tidak punya jawaban,
karena tunangannya tidak pernah mengatakannya. Nadia kecewa... “Berarti
tunangannya tidak mencintaiku lagi” !!! Nadia mengambil garis besar dari
apa yang di alaminya. Mereka semua punya alasan, sedangkan kamu enggak
pernah punya… .. kekasihnya hanya diam.. dia seperti ingin mengatakan
sesuatu kepada Nadia, tapi Nadia tidak memberinya kesempatan. Nadia
melangkah penuh rasa kesal.
Suatu hari Nadia pergi keluar kota
bersama teman2nya. Jalanan penuh dengan kabut tebal, hujan turun sangat
lebat dan Nadia kehilangan control mobilnya... mobil terjun bebas
kedalam jurang.
Gelap...
sunyi...
hilang...
Nadia tersadar dalam keadann yang berbeda, wajahnya penuh luka gores
yang dalam, bekasnya membuat nadia menjerit sejadi jadinya. Tapi lagi
lagi nadia tidak bisa menjerit seperti biasa, lidahnya kelu… dokter
masih kesulitan mengobati saraf lidah miliknya. Ada sesuatu yang salah
pada lidah nadia... ia tidak bisa menggunakannya untuk berbicara..
Belum habis kesedihannya, saat akan melangkah Nadia kesakitan karena
kedua kakinya digips. Ia mengalami patah tulang parah akibat tergencet
dashbor mobilnya. Beruntung orang tuanya tidak mengijinkan dokter untuk
mengamputasi kedua kaki nadia. Nadia benar2 terpukul.
Di tempat
pemulihan, Nadia yang tengah duduk diatas kursi roda, memandangi
hijaunya lembah yang bergurat hebat 4 bulan sudah Nadia berada disana.
Namun Nadia belum merasakan perkembangan yang menggembirakan. Kakinya
masih saja lumpuh, lidahnya masih belum mampu berkata sepatah-pun.
Sedangkan wajahnya, hingga hari itu, Nadia enggan melihat cermin…
Suatu pagi , seorang pemuda datang, ia menghampiri Nadia di tempatnya
biasa duduk. Karena Nadia belum bisa berbicara, maka ia hanya menulis
ucapannya pada selembar kertas.
“Kenapa kamu kesini??
“Aku kesini pengen ketemu kamu Nad..”
“Kemana aja kamu selama ini?? kamu malu ya punya mantan calon istri yang Cacat??
Pemuda itu tersenyum.. “aku enggak malu nad
“Kenapa kamu punya fikiran buat ketemu aku lagi, bukannya dulu aku udah
marahin kamu, apalagi sekarang aku Cacat, aku Buruk dan sudah enggak
bisa apa-apa lagi... aku udah enggak berarti...” nadia menangis…
Pemuda itu memandang lekat wajah Nadia.
“Kamu tau Nad, dulu , aku enggak bisa menjawab ketika kamu selalu
bertanya, mengapa aku mencintai kamu. Kalau dulu kukatakan aku mencintai
kamu karena kamu pandai bernyanyi, tentu setelah keadaan kamu seperti
sekarang, tidak ada alasan lagi bagiku mencintai kamu, kalau kukatan aku
mencintaimu karena kamu pandai manari, masih adakah cintaku setelah
kakimu tidak dapat digerakkan lagi, setidaknya sekarang??? Dan kalau
kukatakan karena wajahmu yang cantik dan menarik, tentu cintaku hilang
setelah wajahmu cacat dan jelek.
“Jadi.. Dari dulu sampai sekarang hingga Nanti. Aku mencintaimu tanpa Alasan.. “aku mencintai apa adanya kamu”
Nadia menangis ..terharu
Cinta adalah Memberi...memberi...dan memberi. Cinta yang murni tidak
pernah meminta, tidak pernah menuntut, ia hadir tanpa pamrih, ia penuh
dengan keiklasan.
Dengan cinta hidup terasa manis. Indah dan
sempurna. Ingat tidak saat masih pacaran. Pacar jerawatan dibilang
sebersih embun, badan pacar gendut dibilang seksi dan menawan dan banyak
lagi pembenaran lainnya. Tapi banyak diantaranya setelah menikah, semua
itu seperti lenyap, kenapa?? “Karena kita memiliki alasan….”
AKU MENCINTAIMU KARENA AKU TAK MEMPUNYAI SATUPUN ALASAN..
BEGITU JUGA AKU.. AKU TAK MEMILIKI SATUPUN ALASAN UNTUK MENINGGALKANMU..
JANGAN BERI AKU ALASAN UNTUK MENCINTAIMU… KARENA KELAK AKU AKAN MENINGGALKANMU DENGAN ALASAN ITU…
(oke2.com)
Post a Comment